Ulama dunia bidas kerajaan Angola
SHAH ALAM - Persatuan ulama dunia di bawah kepimpinan Sheikh Dr Yusuf
al-Qaradawi hari ini menolak keras laporan berkaitan tindakan pemerintah
Angola yang melarang umat Islam mengerjakan ibadat dan merancang untuk
menghancurkan masjid-masjid di negara itu.
Sheikh Dr Yusuf al-Qaradawi dalam satu kenyataannya mengajak organisasi dunia membela hak minoriti Muslim di Angola.
"Kita meminta kepada pemerintah Angola untuk menarik kembali keputusannya yang tidak adil ini... bersikap adil lah terhadap minoriti umat Islam, dengan tidak mencampuradukkan umat Islam dengan kelompok radikal dan teroris," ujarnya seperti yang dipetik Islampos.com.
Persatuan ulama itu juga turut menggesa campur tangan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) dalam menyelesaikan masalah ini yang dilihat semakin parah apabila sebuah masjid di di ibu kota Angola turut dimusnahkan bulan lalu.
"Persatuan ulama dunia mengajak kepada persatuan organisasi-organisasi Islam dunia, dan organisasi Islam Afrika dan lain-lain untuk sama-sama melakukan tindakan sebagai bentuk solidariti supaya Angola damai kembali," petik kenyataan itu lagi.
Difahamkan, pemerintah Angola memutuskan untuk melarang umat Islam mengerjakan ibadah di negara itu ekoran pemerintahnya tidak mengiktiraf Islam dan menganggap agama Islam bertentangan dengan budaya Angola.
"Persatuan ulama menegaskan rasa solidariti dan ukhuwah kepada minoriti umat Islam di Angola, mendoakan mereka untuk tetap sabar dan dapat mengambil hikmah dan tidak bersikap keras ataupun radikal," tulis kenyataan itu lagi.
"Kita meminta kepada pemerintah Angola untuk menarik kembali keputusannya yang tidak adil ini... bersikap adil lah terhadap minoriti umat Islam, dengan tidak mencampuradukkan umat Islam dengan kelompok radikal dan teroris," ujarnya seperti yang dipetik Islampos.com.
Persatuan ulama itu juga turut menggesa campur tangan Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) dalam menyelesaikan masalah ini yang dilihat semakin parah apabila sebuah masjid di di ibu kota Angola turut dimusnahkan bulan lalu.
"Persatuan ulama dunia mengajak kepada persatuan organisasi-organisasi Islam dunia, dan organisasi Islam Afrika dan lain-lain untuk sama-sama melakukan tindakan sebagai bentuk solidariti supaya Angola damai kembali," petik kenyataan itu lagi.
Difahamkan, pemerintah Angola memutuskan untuk melarang umat Islam mengerjakan ibadah di negara itu ekoran pemerintahnya tidak mengiktiraf Islam dan menganggap agama Islam bertentangan dengan budaya Angola.
"Persatuan ulama menegaskan rasa solidariti dan ukhuwah kepada minoriti umat Islam di Angola, mendoakan mereka untuk tetap sabar dan dapat mengambil hikmah dan tidak bersikap keras ataupun radikal," tulis kenyataan itu lagi.
0 orang berkata:
Post a Comment